BAB I
PENDAHULUAN
Peradaban di era modernisasi ini berkembang sangat pesat. Semakin maju dan
berkembangnya tingkat kecerdasan dan pola pikir manusia juga akan di barengi
dengan banyaknya problematika yang akan muncul dari gesekan – gesekan yang
terjadi antar individu dengan individu atau individu dengan kelompok. Dalam bidang industri, organisasi, parpol,
atau instansi pemerintahan yang selalu berhubungan langsung dengan publik atau
masyarakat banyak, tentunya akan semakin rumit pula penyelesaian masalah jika
terjadi polemik antara instansi tersebut dengan masyarakat lingkungannya,
karena tidak hanya menyangkut satu atau dua orang saja melainkan kepentingan
dari banyak orang. Sehingga di butuhkannya pihak – pihak yang ahli dalam
menyelesaikan masalah dan memberi masukan langkah – langkah penyelesaian dari suatu
masalah tersebut. Sehingga Public Relation /
humas yang kita ketahui saat ini sangatlah di butuhkan untuk kebaikan
bersama dalam menghadapi permasalahan, karena tugas yang di kerjakannya sangat
penting bagi suatu organisasi kedepannya.
1.1. Definisi Public Relation
Menurut Wikipedia Indonesia, Public
Relations adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga
dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi.
Menurut IPRA (International Public
Relations Association) Public Relations adalah fungsi manajemen dari ciri yang
terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik
(public) untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang
terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini public di antara
mereka.
Merupakan jembatan komunikasi untuk
memberi informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati dan membangkitkan
ketertarikan masyarakat supaya mengerti dan menerima sebuah situasi dengan
menciptakan program-program secara terencana. Tugas utama PR adalah
menyampaikan informasi dan membangun citra perusahaan dan produknya, namun
sebetulnya juga menyangkut upaya-upaya untuk membentuk kesan positif perusahaan
dalam benak setiap orang.
Rute pokok operasi humas adalah
komunikasi getok tular (word of mouth), artikel pers (press and news stories)
dan rekomendasi personal. Tujuannya adalah, untuk menempatkan perusahaan dan
produknya dalam memori serta pembicaraan masyarakat dalam artian positif.
Karena informasi muncul dalam bentuk berita, maka informasi ini memiliki bobot
yang lebih.
1.2. Definisi Profesional
Profesional adalah orang yang
menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau
keterampilan yang tinggi. Hal ini juga pengaruh terhadap penampilan atau
performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya.
Seorang profesional adalah seseorang
yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam
bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Orang
tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan
seusai dengan hukum di sebuah negara atau wilayah. Meskipun begitu, seringkali
seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga disebut "profesional"
dalam bidangnya meskipun bukan merupakan anggota sebuah entitas yang didirikan
dengan sah.
1.3. Definisi Global
Globalisasi : dunia tanpa batas,
kentara sekali saat ini batas-batas antar negara, batas social, ekonomi serta
budaya sudah dikaburkan melalui media internet. Setiap detik kita dibanjiri
informasi paling baru melalui internet. Kondisi ini biasa disebut sebagai Era
2.0, Era dimana akses reputasi perusahaan menjadi lebih terbuka dan langsung ke
publik, dalam hal ini customer perusahaan itu sendiri. Akses social media yang
sudah membumi dan menjadi teman kesehari-harian publik membuat publik memiliki
power yang besar membentuk opini, menyebarkan berita, dan mempengaruhi publik
lain akan sebuah isu perusahaan.
Globalisasi adalah sebuah istilah
yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan
antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan,
investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain
sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di
mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi,
bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas
negara
BAB II
URAIAN/ULASAN
2.1. Public Relation
Profesional di Era Global
Pengertian Public Relations
Pada hakekatnya Public Relations ini
merupakan metode komunikasi yang meliputi berbagai teknik komunikasi. Dimana
didalam kegiatannya terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang
harmonis antara suatu badan / perusahaan dengan publiknya. Dengan demikian
dapat disimpulkan, bahwa Public Relations merupakan suatu fungsi management.
Disini diciptakan suatu aktifitas untuk membina dan memelihara sikap budi yang
menyenangkan bagi suatu lembaga/ perusahaan disuatu pihak dengan public dipihak
lain.
Tujuan dan Fungsi Public Relations
Tujuan dari public relations adalah
mewujudkan hubungan yang harmonis atau menciptakan opini public yang favorable
baik internal maupun eksternal.
Adapun fungsi dari Public Relations
menurut Bettrand R. Canfield ( 1964 : 6 ) adalah sebagai berikut :
a)
Mengabdi kepada kepentingan
umum
Jika tidak untuk kepentingan publik
baik itu internal maupun eksternal, maka tidak mungkin akan tercipta suatu hubungan
yang menyenangkan. Sebaliknya suatu badan / perusahaan akan dapat sukses
apabila segala tindakannya adalah sebagai pengabdian kepada kepentingan umum.
b) Memelihara
komunikasi yang baik
Seorang pimpinan yang melakukan
kegiatan Public Relations akan berhasil di dalam kepemimpinannya, apabila ia
ikut bergaul dengan para karyawannya. Ia harud melakukan kegiatan komunikasi
bukan saja dalam hubungan dinas tetapi juga diluar dinasnya. Misalnya dengan
mengadakan pertandingan olahraga, kegiatan anjangsana dan lain – lain.
c) Menitik
beratkan kepada moral dan tingkah laku yang baik
Seorang pemimpin yang baik dalam
tingkah lakunya akan menitik beratkan kepada moralitas, ia juga akan mempunyai
wibawa apabila tidak cacat moral dan tingkah lakunya. Ia harus menjadi teladan
bagi bawahannya.
Peran Public Relations
Peran seorang Public Relations sangat
dibutuhkan dalam sebuah organisasi / perusahaan. Public Relations adalah
sebagai Jembatan antara perusahaan dengan publik atau antara manajemen dengan
karyawannya agar tercapai Mutual Understanding (saling pengertian) antara kedua
belah pihak. Public Relations bertindak sebagai komunikator ketika manajemen
berhubungan dengan para karyawan.
Adapun peran Public Relations menurut
Dozier & Broom (20 : 2000) antara lain :
a) Penasehat
Ahli ( Expert Prescriber )
Seorang praktisi Public Relations
yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan
solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Communicator
Fasilitator ).
b) Fasilitator
Komunikasi ( Communication Fasilitator )
Dalam hal ini, praktisi Public
Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak
manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginnkan dan diharapkan oleh
publiknya
c) Fasilitator
Proses Pemecahan Masalah ( Problem Solving Process Fasilitator )
Peranan praktisi Public Relations
dalam pemecahan masalah persoalan Public Relations ini merupakan bagian dari
tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik
sebagai penasihat ( adviser ) hingga mengambil rindakan eksekusi (keputusan)
dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan
profesional.
d) Teknisi
Komunikasi ( Communication Technician )
Peranan communications technician ini
menjadikan praktisi Public Relations sebagai journalist in recident yang hanya
menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan technic of
communication in organization.
Komunikasi Public Relation
Sebelum era PR 2.0, akses ini hanya
bisa melalui media massa. Saat itu,
power media sangat kuat. Media menjadi
akses satu-satunya untuk membentuk opini, menyebarkan berita dan mempengaruhi
publik. Komunikasi berlangsung 2 arah
(timbal balik) antara perusahaan dengan publik, tapi melalui perantara
media. Sehingga akses menjadi tidak
langsung, berlangsung lebih lama, dan banyak noise komunikasi yang terjadi.
Komunikasi tidak hanya menyangkut
media massa. Public relation dan Iklan juga bagian dari ilmu komunikasi. Dalam
wikipedia dinyatakan kalau PR merupakan profesi yang bertanggung jawab untuk
memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati dan membangkitkan
ketertarikan masyarakat akan sesuatu sehingga membuat masyarakat mengerti dan
menerima situasi tersebut. Sedangkan iklan, merupakan salah satu cara untuk
mempromosikan barang, jasa, perusahaan dan ide yang harus dibayar oleh sponsor.
Pemasaran iklan merupakan bagian dari strategi promosi secara keseluruhan.
Ada beragam kemajuan dan perkembangan
dalam ilmu PR dan Iklan. Perkembangan ini tak hanya terjebak dalam teori. Akan
tetapi juga pada segi praktek. Penggunaan teknologi membuat keduanya bisa
menyampaikan informasi ke khalayak, lebih luas dan lebih baik. Para praktisi
hubungan masyarakat (humas) melakukan pekerjaan mereka dengan berbagai macam
alat dan teknologi mulai dari pensil untuk sketsa hingga menggunakan internet
untk mengumpulkan bahan. Produk kehumasan diciptakan sedemikian rupa untuk
menjadi jembatan penghubung antara pihak perusahaan dengan khalayaknya.
Segala informasi yang dimuat secara
online ini, sangat susah dikontrol penyebarannya. Peran PR di era 2.0 menjadi
semakin kompleks, maka PR 2.0 yang mengerti perkembangan ini, akan juga
memantau opini-opini yang terjadi diranah social media, yang merupakan media langsungnya
publik menuangkan segenap pikiran-pikirannya, termasuk potensinya untuk
menyebarkan isu perusahaan (Breakenridge, 2009).
a)
Monitoring
perusahaan di social media termasuk Blog, Twitter, Facebook. Hal ini bisa dilakukan dengan berlangganan
Google Alert, yang nantinya akan mendeteksi keyword-keyword yang berhubungan
dengan perusahaan dan hasil deteksi ini akan dikirimkan ke email kita. Begitu juga dengan fitur Facebook dan
Twitter.
b)
Enggagement/lobbying
dengan social media influencer, seperti Blogger dan Twitter yang memiliki
banyak pengikut. Seperti media relations
untuk posisi tanggung jawab PR, perlu juga diadakan social media influencer
relations yang menjadi perhatian khusus divisi PR sebuah perusahaan.
c)
Tetap
meningkatkan kualitas dengan media massa konvensional dan online, terutama
pimpinan media terkait sehingga level lobbying tetap bisa terjaga.
d)
Tanggap
jika melihat ada isu langsung yang kira-kira memiliki potensi negatif bagi
reputasi perusahaan, dan langsung disikapi bijaksana dengan barometer reputasi
perusahaan sebagai taruhan utamanya, dan bukan tentang siapa yang benar siapa
yang salah (Breakenridge, 2009).
Profesionalisme PR
Membentuk profesionalisme seorang
public relation (PR) memerlukan proses pendidikan yang juga harus dilakukan
secara profesional sebab PR telah menjadi sesuatu yang bermakna. Terlebih,
masyarakat di negara-negara industri maju sudah sejak lama menyadari akan
kebutuhan dan eksistensi serta profesionalisme public relation ini.
Perjalanan menuju status profesi PR
membutuhkan beberapa indikator yang harus dipenuhi, yakni adanya dasar etika
dan kewajiban moral, adanya pendidikan khusus yang sifatnya unik, serta adanya
pengakuan komunitas mengenai layanan yang unik dan mendasar selain juga otonomi
dalam praktik dan penerimaan tanggung jawab pribadi oleh praktisi.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Public Relation/humas sangatlah di
butuhkan untuk kebaikan bersama dalam menghadapi permasalahan, karena tugas
yang di kerjakannya sangat penting bagi suatu organisasi kedepannya.
PR merupakan profesi yang bertanggung
jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati dan
membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu sehingga membuat masyarakat
mengerti dan menerima situasi tersebut.
Seorang PR harus mampu menyesuaikan
diri dalam mengikuti perkembangan teknologi, karena media komunikasi yang
digunakan semakin cangih.
Menjadi PR yang profesional di
perlukan adanya dasar etika dan kewajiban moral, adanya pendidikan khusus yang
sifatnya unik, serta adanya pengakuan komunitas mengenai layanan yang unik dan
mendasar selain juga otonomi dalam praktik dan penerimaan tanggung jawab
pribadi oleh praktisi.
3.2. SARAN
Seorang PR
harus mempunyai kemampuan mengolah informasi teknologi, misalnya Monitoring
perusahaan di social media termasuk Blog, Twitter, Facebook. Hal ini bisa dilakukan dengan berlangganan
Google Alert, yang nantinya akan mendeteksi keyword-keyword yang berhubungan
dengan perusahaan dan hasil deteksi ini akan dikirimkan ke email kita. Begitu juga dengan fitur Facebook dan
Twitter.
Tanggap jika melihat ada isu langsung
yang kira-kira memiliki potensi negatif bagi reputasi perusahaan, dan langsung
disikapi bijaksana dengan barometer reputasi perusahaan sebagai taruhan
utamanya, dan bukan tentang siapa yang benar siapa yang salah.
REFERENSI
http://gadiz-everydaylife.blogspot.com/2010/12/paper-public-relation-profesional-di.html
http:
//wildansmoker.wordpress.com
http://elqorni.wordpress.com/2008/05/02/dunia-pr-dalam-tantangan-globalisasi/
http://humasbdg.wordpress.com/2008/04/12/pendidikan-ilmu-humas-di-era-globalisasi/
http://davefleet.com/
http://communication.howstuffworks.com/
http://humasbatam.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar